Ini Komentar Pengamat Soal Penghapusan Kawasan 3 in 1

 On Minggu, 03 April 2016  



Ini Komentar Pengamat Soal Penghapusan Kawasan 3 in 1

Penghapusan kawasan 3 in 1 Sindonews – Kebijakan baru yang rencananya diterapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait dengan pengendalian lalu lintas baru-baru ini masih terus memantik kontroversi. Kebijakan baru yang dimaksud tersebut tak lain dan tak bukan adalah penghapusan kawasan 3 in 1.

Alasan yang ditengarai menjadi pendorong Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dalam mengeluarkan kebijakan tersebut adalah adanya eksploitasi anak sebagai joki 3 in 1. Memang, adanya joki 3 in 1 ini merupakan salah satu masalah sosial yang muncul setelah diterapkannya aturan 3 in 1.

Gubernur Ahok berharap, perihal penghapusan 3 in 1 ini selain bisa mengurangi dampak negatif di sektor sosial tersebut juga merupakan salah satu bagian dari masa transisi sebelum pemberlakukan Electronic Road Pricing (ERP). Dengan adanya sistem jalan berbayar ini, maka pemilik kendaraan pribadi akan didorong untuk lebih memilih menggunakan alat transportasi umum.

Berita munculnya kebijakan penghapusan kawasan 3 in 1 ini beberapa waktu yang lalu langsung memantik reaksi dari banyak kalangan, mulai dari pihak kepolisian hingga para pengamat transportasi. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan tersebut belum perlu untuk diterapkan dan bukanlah solusi pada masalah yang ada.

Namun, penghapusan kawasan 3 in 1 Sindonews yang diujicobakan ini ternyata menimbulkan masalah baru, terutama di kawasan jalan layang Semanggi. Kebijakan dihapusnya aturan 3 in 1 membuat jalan layang Semanggi tersebut bertolak belakang dengan pengendalian transportasi makro.

Hal itu diungkapkan oleh pengamat transportasi dari Universitas Tarumanegara, Leksmono Suryo Putranto. Menurut Leksmono, dihapusnya sistem 3 in 1 itu sebaiknya mendapatkan upaya pengganti yang lebih baik. Leksmono yang juga Ketua Penelitian dan Pengembangan Dewan Transportasi Kota Jakarta (Litban DTKJ) ini meminta agar Gubernur Ahok mengkaji lagi kebijakan tersebut.

Karena penghapusan kawasan 3 in 1 ini justru malah mempersulit proses pemberlakukan aturan ERP nantinya. Diharapkan, Gubernur Ahok memiliki solusi yang lebih baik untuk mengatasi baik masalah akibat adanya sistem 3 in 1 maupun penerapan ERP ke depannya. 

Masalah transportasi memang sudah sejak lama menghantui kawasan ibukota Jakarta. Sudah berbagai macam cara dicoba demi mengurangi tingkat kemacetan yang begitu tinggi. Ingin tahu komentar pengamat lalu lintas akan masalah ERP dan penghapusan kawasan 3 in 1? Baca di penghapusan kawasan 3 in 1 Sindonews!
Ini Komentar Pengamat Soal Penghapusan Kawasan 3 in 1 4.5 5 Chesa Lavia Minggu, 03 April 2016 Penghapusan kawasan 3 in 1 akan segera diujicobakan oleh pemprov DKI sebagai masa transisi sebelum ERP diberlakukan. Apa kata pengamat? Penghapusan kawasan 3 in 1 Sindonews – Kebijakan baru yang rencananya diterapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta te...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar