Kesadaran masyarakat untuk membeli produk asuransi kesehatan dan jiwa sering disebut masih rendah. Hal ini sebagian disebabkan adanya dugaan-dugaan mengenai kerugian atau ketidakleluasaan yang akan diperoleh jika Anda membeli produk asuransi. Benarkah demikian?
Inilah yang perlu diluruskan. Asuransi kesehatan jiwa adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Tetapi, salah pengertian mengenai asuransi kesehatan dan jiwa bisa mencegah orang untuk mendapatkan manfaatnya. Kelak, ketika terjadi masalah, ia baru sadar seharusnya sudah sejak lama membeli asuransi.
Agar Anda tidak termakan gosip atau omongan orang mengenai asuransi kesehatan dan jiwa (yang belum tentu benar), sebaiknya Anda kenali dulu mitos-mitos seputar asuransi kesehatan dan jiwa yang paling populer seperti berikut:
- Orang yang masih muda dan lajang tidak membutuhkan asuransi kesehatan dan jiwa
Adakah orang yang mengalami kerugian ketika kita meninggal dunia? Bagaimanapun juga, meskipun kita tidak bergantung pada orang lain, kita tetap akan meninggalkan utang kartu kredit, cicilan rumah, pinjaman tunai, hingga biaya pemakaman, kebijakan asuransi kesehatan dan jiwa umumnya akan menutup biaya-biaya ini.
- Orang yang tidak ada pendapatan, tidak perlu asuransi kesehatan dan jiwa
Karena tujuan utama dari asuransi kesehatan dan jiwa adalah untuk menggantikan hilangnya pendapatan harus pencari nafkah dari keluarga mati, akan terlihat seolah-olah mereka yang tidak bekerja, tidak perlu asuransi kesehatan dan jiwa.
- Asuransi kesehatan dan jiwa melalui tempat kerja adalah segala-galanya buat kebutuhan Anda
Asuransi jiwa dan kesehatan yang disediakan oleh tempat kerja Anda biasanya 3 sampai 5 kali penghasilan tahunan Anda. Ini mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Nah itulah ketiga mitos asuransi kesehatan dan jiwa yang harus Anda hilangkan dari pikiran Anda, dan semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar